Thursday, July 13, 2006

KAu dan Siluet yang Memancar di Air Mukamu

Lagi dan lagi kau terus menuangkan sorot matamu yang tajam. Bukanya apa- apa tuan, tetapi siluet yang mengalir di dalamnyalah yang membuat aku harus kembali berjalan menuruni masa lalu di tepian tebing terjal itu. Lalu kemanakah abu- abu yang biasanya bersemayam dalam hamparan alam semesta ini!?
Syair yang kau lantunkang seakan terus menyeru untuk kembali menata baris demi baris tatanan tetrikal dramatik ini, sungguh sebuah rentetan propaganda sebuah perhalatan akbar di akhir pekan.


2 comments:

Bintang said...

racun halus sejumput bayang mari bakar hingga hangus hitam jadi mampus tanpa debu.

sudah kau temukan metode 'cermin yg kita bincangkan itu kawan ?

VOICEOFARI said...

Sepakat bank !!!

Tentang metode 'cermin' itu sedang di pelajari bank, lagi coba - coba propaganda solid kepada orang2 dekat. metode ini akan coba dikaji sambil dipraktekan.