Sawah Hatiku
Hamparan sawah yang terbentang dihatiku masih kering kerontang
sehinnga tak pantas kutuliskan menjadi sebuah puisi cinta untukmu
akan kutunggu angin berhembus mengumpulkan mendung lalu hujan turun
barulah akan kubajak sawah, dan kutanami bibit- bibit padi
sehingga akan kukirimkan syair indahnya hamparan hijau padi yang baru tumbuh
dan akan kudatangi emak, bapakmu dengan sebuah mobil Honda Jazz berwarna pink hasil penjualan beras panen sawahku
Tapi itu nanti dindaku
setelah hujan turun di bulan September
karena hari ini aku masih malas tuk mengangkat pacul
dan membuat sebuah saluran irigasi dari sungai dan mengalirkanya ke petak- petak sawahku
sabarlah ya, bukankah itu yang selalu diajarkan utusan Tuhanmu itu
atau kalau kau mau cepat
berdoalah pada Tuhanmu itu
agar Pak Kades mau membuat saluran irigasi untuk sawah di hatiku
tapi kurasa tak mungkin, karena uang yang seharusnya dipakai membuat irigasi itu telah berubah menjadi sebuah motor Yamaha Mio untuk istrinya dan juga sebuah kamera digital Cannon Pro 1 untuk anaknya yang kuliah di Jurusan Jurnalistik FIKOM UNPAD
Jadi sekali lagi sabarlah menunggu wahai dindaku
sabarlah menunggu hingga akhirnya kukecup merah meronanya pipimu yang saat ini hanya bisa kulihat di friendstermu dari sebuah layar monitor sebuah computer di sebuah warnet di kawasan Bandung Utara
Sabarlah menunggu hingga kutuai hasil sawah hatiku nanti
Ari_Makar
No comments:
Post a Comment