Saturday, March 28, 2009

BANANA STREET


Bandung-- Mungkin akibat sepanjang jalan Cipaganti berjejer pedagang pisang, orang eropa yang kerap melintasi kawasan itu menyebutnya Banana Street, alias jalan pisang. Padahal pemerintah telah mengubah nama jalan itu menjadi jalan Wirahadikusumah. Entah kapan awalnya, sebutan Jl Pisang itu. Kemungkinan sejak para pedagang pisang kerap mangkal pada kawasan itu. Berbagai jenis pisang yang dijajakan pada jalan yang rimbun diteduhi pepohonan itu memang tampil menarik. Kuning alami. Pepohonan kayu keras tumbuh rindang hingga dahan dan daun yang berada diatas jalan seolah memayungi para pengguna jalan menambah daya tarik untuk disinggahi. Jalan Cipaganti memiliki nilai historis yang dapat diinterpertasi berbeda bagi setiap orang. Umat Islam Kota Bandung memaknai jalan ini dengan dibangunya Masjid Raya Cipaganti pada akhir abad ke 18. Sebuah masjid pertama yang dibangun di kawasan Bandung Utara dengan perpaduan gaya arsitektur Arab, Eropa dan sedikit sentuhan ornament Tionghoa. Berbeda dengan Kaum Muslimin, para ekspatriat yang pernah tinggal atau sekedar berkunjung ke Kota Bandung memiliki kenangan tersendiri dengan jalan yang satu ini. Terutama mereka yang pernah berada di Kota Bandung pada era 80 dan 90 an. Mr. Jose Pedro Senen Sanchez contohnya, pria berkebangsaan Spanyol yang pernah tinggal cukup lama di Bandung di era 80an mengatakan bahwa dia lebih akrab dengan nama Banana Street ketimbang Jalan Cipaganti atau Jalan Wirahadikusumah. Menurut penuturanya sekitar tahun 1985an dia dan rekan-rekan ekspatriatnya selalu meluangkan waktu untuk berwisata belanja ke kawasan Jalan Cipaganti. Mang Ali seorang pedagang pisang di Jalan Cipaganti depan Kantor Pos Cipaganti membenarkan hal tersebut. Menurutnya di era 80 dan 90an daganganya selalu laris manis diserbu pembeli lokal maupun asing. "Dulu memang orang bule sering datang kesini buat beli pisang. Biasanya favorit orang asing pisang raja sere. Tapi sekarang yang dagang pisangnya juga udah sedikit, sering diusir-usir tibum soalnya.", tuturnya.

No comments: