Sunday, September 17, 2006

surat dari seorang kawan

Assalamu'alaikum wr.wb
Telah kubangun sejenak selimut goa ini.
Kemarilah, dan kemarilah kawanku matahari merah berserta cahaya keabadian.
Lupakan sejenak tikus tikus berpuas diri dalam sangkar temaram zaman, meludahi dada sendiri yang lalu saat sedih mereka jilat sendiri dikeramaiannya hiruk pikuk peradaban. Ada baiknya ghaib disisi keghaiban, dari keghaiban itu sendiri dengan kegaiban-Nya. Mari bersenantiasa abadi dalam maujud dipintu-Nya. Ini dimensi lain dari tempat tak dekat dan tak jauh. Ada berjuta hikmah-hikmah yang agung serta isyarat-isyarat mencerahkan direlung diri.
Disana pernyergapan gelab gulita sedang bergemuruh, berguntur ria dalam keangkuhan kepala batu duniawi.
Kemarilah kawanku,
Kemarilah…
Disini, disini dalam kerudung goa kita bertamasya sesunyi maknawi di jalan lurus menuju-Nya.
Wassalam.
#BintangkebaliK#
Minggu, 17 september 2006
Bandung.


kelak beritakan surat ini kepada hati kalian jika aku tiada lagi disamping kalian.

1 comment:

VOICEOFARI said...

Membaca surat yang kau kirim kawan, mengingatkan ku juga akan sebuah buku yang masih hangat kupinjam darimu.
Dimana harta manusia yang palih berharga berada, disanalah jiwanya berada.
Mungkin benar kawan itu berkata, tapi hari ini jiwaku tak sepenuhnya berada dalam harta yang paling berharga.
argh, terlalu banyak rebah dalam kegelisahan.
Kan slalu kuingat wasiat mu kawan, kelak kan kujadikan peta dalam menyelami relung jiwaku . . .
Terima Kasih .